Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sekitar pukul 20.00 WIB, rombongan Bung
Karno dan Bung Hatta telah kembali ke Jakarta. Mereka tiba dengan selamat.
Setibanya di Jakarta, para pemuda sibuk mencari tempat pertemuan yang aman untuk
membahas proklamasi. Atas usaha Mr. Achmad Soebardjo, diperolehlah tempat yang
aman untuk mengadakan pertemuan yaitu rumah Laksamana Maeda.
Laksamana Muda Maeda adalah Wakil Komandan
Angkatan Laut Jepang. Ia banyak menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa
Indonesia. Rumah itu terletak di Jalan Imam Bonjol No. I Jakarta Pusat.
Dipilihnya rumah Laksamana Maeda, antara lain agar pembicaraan tentang
proklamasi kemerdekaan berjalan aman dari gangguan tentara Jepang. Sejak berita
menghilangnya Bung Karno dan Bung Hatta, memang mereka sibuk mencari kedua
tokoh bangsa Indonesia tersebut.
Di rumah Laksamana Maeda berkumpul tokoh-tokoh pemuda dan beberapa orang
anggota PPKI. Sebelum pertemuan dimulai, Bung Karno dan Bung Hatta mendatangi
Jenderal Nisyimura. Maksudnya untuk menjajaki sikap dan garis kebijaksanaan
Penglima Tentara Jepang terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ternyata,
sikapnya tidak menghendaki adanya pengalihan kekuasaan. Berdasarkan kenyataan
itu, Bung Karno dan Bung Hatta kemudian memutuskan untuk mewujudkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, tanpa perlu berhubungan lagi dengan Jepang.
Kedua tokoh bangsa Indonesia itu kembali menuju rumah Laksamana Maeda. Ir.
Soekarno segera memimpin perumusan teks proklamasi. Ketika pembahasan naskah
proklamasi berlangsung, Laksamana Maeda mengundurkan diri. Ia pergi ke ruang
belajarnya di lantai dua. Sementara itu, kepercayaan Jenderal Nisyimura,
Miyosi, bersama tiga orang tokoh pemuda, yaitu Soekarni, Soediro, dan B.M. Diah
menyaksikan Bung Karno dan Bung Hatta merumuskan naskah proklamasi. Yang
lainnya menunggu di serambi depan.
Teks proklamasi ditulis tangan oleh Ir. Soekarno. Setelah rumusan teks
proklamasi selesai dibuat, tepat pukul 04.30 waktu Jepang atau 04.00 WIB,
mereka menuju serambi muka menemui tokoh-tokoh lainnya. Ir. Soekarno kemudian
membacakan konsep proklamasi. Ia kemudian menyarankan agar semua yang hadir
turut serta menandatanginya. Dalam kesempatan itu, Soekarni menyerankan agar yang
menandatangi naskah proklamasi itu cukup dua orang atau Bung Karno dan Bung
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul Soekarni tersebut disetujui oleh yang
hadir.
Setelah dilakukan beberapa perubahan redaksi, Ir. Soekarno meminta Sayoeti
Melik untuk mengetik konsep proklamasi itu. Naskah proklamasi yang ditulis Ir.
Soekarno setelah diketik Sayoeti Melik, juga mengalami beberapa perubahan.
Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
No.
|
Naskah Tulisan Ir. Soekarno
|
Naskah hasil ketikan Sayoeti Melik
|
1.
|
Proklamasi.
|
PROKLAMASI.
|
2.
|
Hal2.
|
Hal-hal.
|
3.
|
Tempoh.
|
Tempo.
|
4.
|
Djakarta
17-08-05.
|
Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen 05.
|
5.
|
Wakil2
bangsa Indonesia.
|
Atas
nama bangsa Indonesia.
|
Ada tiga perubahan redaksi pada naskah proklamasi yang disetujui. Pertama, tempoh diganti dengan tempo. Kedua, wakil bangsa Indonesia diganti dengan atas nama bangsa Indonesia. Ketiga, cara menulis tanggal Djakarta 17-8-05 diganti menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Naskah hasil ketikan Sayoeti Melik kemudian ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan itu, dibahas tentang tempat dan pelaksanaan upacara proklamasi
kemerdekaan. Soekarni kembali mengusulkan agar pembacaan proklamasi itu
dilangsungkan di lapangan IKADA. Namun, Ir. Soekarno menyarankan agar upacara
proklamasi kemerdekaan dilakukan di rumah kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56. Saran Ir. Soekarno tersebut disetujui oleh yang hadir. Kemudian
disepakati, bahwa pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, hari Jum’at, tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar