Dalam
melakukan pembelajaran tentu dibutuhkan metode yang tepat agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai, berikut penulis sampaikan merode yang dapat
diterapkan di dalam pembelajaran, pada dasarnya semua metode pembelajaran itu
baik,, hanya saja tinggal kita sebagai pendidik untuk dapat memilih metode yang
tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran,, semoga bermanfaat
1.
Metode ceramah
Ceramah
adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru
kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya,
guru dapat menggunakan alat – alat bantu seperti gambar dan audio visual
lainnya. Ceramah adalah penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, ceramah
juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata – kata sering dengan
mengaburkan dan kadang – kadang ditafsirkan salah. Kadang – kadang terjadi pula
orang baru saja mengikuti ceramah, jika ditanya, tidak tahu apa – apa.
Kemungkinan terjadinya hal ini adalah Karena penceramahnya kurang pandai
menyampaikan informasi dan mungkin pulan karena khalayaknya bukan pendengar
yang baik. Karena itu, alat utama dalam metode ceramah ini adalah berhubungan
dengan siswa menggunakan bahasa lisan.
Peranan
siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti mencatat pokok
penting yang dikemukakan oleh guru. Disamping itu, mungkin pula disebabkan oleh
sifat metodenya sendiri, yaitu : (1) metode ceramah tidak dapat memberikan
kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses menyerap
pengetahuannya kurang tajam. (2) metode ceramah kurang member kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapatnya. (3)
pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditangkap oleh pendengarannya,
apalagi digunakan kata – kata asing dan (4) metode ceramah kurang cocok dengan
tingkah laku kemampuan anak yang masih kecil. Taraf berfikir anak masih berada
dalam taraf yang kurang konkret.
Agar
ceramah itu menjadi metode yang baik, perlu diperhatikan hal berikut : (1)
metode ceramah digunakan jika jumlah khalayak cukup banyak. (2) metode ceramah
dipakai jika guru akan memperkenalkan materi pelajaran baru. (3) metode ceramah
dipakai khalayaknya telah mampu menerima informasi melalui kata – kata, (4)
sebaiknya ceramah diselingi oleh penjelasan melalui gambar dan alat – alat
visual lainnya, dan (5) sebelum ceramah dimulai, sebaiknya guru berlatih dulu
memberikan ceramah.
Dalam
kehidupan sehari – hari disekolah metode ceramah paling popular dikalangan
guru. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang
paling dulu digunakan. Bagi kita bukanlah metode ceramah itu harus dihilangkan
sama sekali, melainkan bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan
efisien. Oleh karena itu, disarankan agar guru – guru mengikuti langkah –
langkah sebagai berikut :
Pertama : melakukan pendahuluan sebelum bahan baru
diberikan dengan cara sebagai berikut : (1) menjelaskan tujuan lebih dulu
kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik mengetahui arah
kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi
belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka. (2) setelah itu baru
dikemukakan pokok – pokok materi yang akan di bahas. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan di pelajarinya, dan (3)
memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan
dipelajarinya. Caranya adalah dengan pertanyaan – pertanyaan yang menarik
perhatian merreka.
Kedua : menyajikan bahan baru dengan memperhatikan
factor – factor sebagai berikut : (1) perhatian peserta didik dari awal sampai
akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar member bantuan sepenuhnya dalam
memelihara pperhatian peserta didik kepada pelajaran, (2) menyajikan pelajaran
secara sistematis. Tidak terbelit – terbelit, dan tidak meloncat – loncat, (3)
kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif. Jangan membiarkan peserta
didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi beri kesempatan untuk berfikir, dan
berbuat. Misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan,
berdiskusi, atau melihat peragaan. (4) member ulangan pelajaran kepada response
jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik – baiknya, (5)
membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama pelajaran
berlangsung. Motivasi belajar akan selalu tumbuh jika situasi belajar
menyenangkan, dan (6) menggunakan media pelajaran yagn variatif yang sesuai
dengan tujuan pelajaran.
Ketiga : menutup pelajaran pada akhir pelajaran,
kegiatan yang perlu diperhatikan pada penutupan itu adalah sebagai berikut :
(1) mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan, dilakukan
oleh peserta didik dibawah bimbingan guru. (2) memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yagn telah diberikan terutama
mengenai hubungan dengan pelajaran lain dan (3) melaksanakan penilaian secara
komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku.
2.
Metode Tanya
jawab (respons)
Pendekatan
dalam mengajar umumnya menempuh dua macam cara, yaitu memberikan stimulasi dan
mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Banyak yang dapat kita bicarakan
mengenai teknik mengajar yang baik, antara lain teknik bertanya. Pertanyaan
adalah pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berfikir.
Melalui pertanyaan peserta didik didorong untuk mencari dan menemukan itu ia
berifikir menghubung – hubungkan bagian pengetahuan yang ada pada dirinya
dengan isi pertanyaan itu. Jawaban yang dapat segera diperoleh jika isi
pertanyaan banyak kaitannya dengan pengetahuan yang ada pada dirinya. Jika jawaban
yang diminta belum siap dimilikinya. Maka hal ini mendorong untuk menemukannya,
ia akan menjelajahi data – data jawaban melalui berbagai cara yang tepat.
Proses
yang dilakukan adalah dengan membaca, meneliti atau diskusi. Membaca informasi
dari berbagai sumber adalah salah satu tehnik untuk menentukan jawaban.
Penelitian dilaboratorium, dilapangan, dimusium, atau ditempat – tempat sumber
belajar lainnya juga merupakan cara untuk menemukan jawaban. Jika pencarian
jawaban dilakukan melalui penelitian atau membaca informasi atau berbagai
sumber sebanyak – banyaknya maka guru telah berhasil menciptakan suasana
belajar yang baik. Kegiatan belajar seperti itu sangat membantu dalam membina
manusia seutuhnya.
Jika
kita hayati pengalaman kita mengajar disekolah, kadang – kadang kita
berintrospeksi, apakah yang dilakukan itu telah cukup memberi stimulus pada peserta didik untuk belajar
sesungguhnya, apakah peserta didik terbangkit atau mendorongnya untuk belajar
yang baik disekolah atau dirumah. Kunci pokok kehadiran stimuli belajar antara
lain adalah pertanyaan yang diajukan oleh gurunya. Orang berpendapat bahwa
pendapat itu adalah membuka jalan kearah yang baik dalam belajar. Dengan
pertanyaan itu peserta didik akan segera mulai belajar sesungguhnya (meaningful
learning).
Jika
dilihat dari intensitasnya, pertanyaan itu ada yang baik dan ada yang jelek.
Pertanyaan yang baik ditandai oleh : (1) adanya respon dari pihak peserta didik
untuk menjawabnya, jika jawabannya sulit ditemukan, peserta didik tidak putus
semangat untuk mencarinya dari berbagai sumber. Kadang – kadang melakukan
penelitian atau membaca informasi dari buku, surat kabar atau majalah. Jadi,
pertanyaan yang baik itu akan menumbuhkan berbagai respon untuk mencari dan
menemukan jawaban yang tepat. (2) adanya rasa tidak puas atas pertanyaan yang
diberikan, dorongan yang menumbuhkannya adalah antara lain persaingan diantara
mereka untuk memperoleh pujian dan nilai yang baik. Karenanya mereka selalu
giat untuk selalu mencari dan menemukan jawaban yang tepat. (3) adanya
pertanyaan yang tidak terlampau menghendaki jawaban “ya” atau “bukan”.
Pertanyaan seperti “apakah ibukota sumatera utara ?” akan lain fungsinya dengan
pertanyaan “apa persyaratan bagi berdirinya suatu Negara ?”. dari kedua
pertanyaan itu dapat dibedakan bahwa
pertanyaan pertama hanya meminta jawaban berdasarkan ingatan, jawabannya
bersifat fakta, dan untuk menjawabnya tidak memerlukan proses pemikiran yang
dalam dan karenanya, jawabannya mudah ditemukan. Lain halnya dengan pertanyaan
kedua, pertanyaan ini banyak menuntut pikiran yang mendalam. Dalam menjawabnya
selain harus membaca informasi sebanyak – banyaknya, peserta didik harus
menjelajahi pembuktian – pembuktian yang menunjang kebenaran jawaban tersebut.
Jika pertanyaan tersebut kita telaah secara mendalam, tampak bahwa pertanyaan
kedua mengundang banyak aktivitas belajar, dan (4) pertanyaan yang jelas dan
mudah dipahami. Pertanyaan yang jelas biasanya ditandai oleh pemakaian bahasa
yang sederhana, singkat dan padat.
Pertanyaan
yang mudah dipahami oleh pertanyaan yang selalu berpusat pada tujuan dan materi
pelajaran, ruang lingkupnya tidak terlalu luas, dan cukup menggambarkan
keseluruhan materi pelajaran. Pertanyaan itu harus bermakna. Maksudnya, (1)
dapat membangkitkan aktivitas kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya, dan
(2) dapat membentuk pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dibutuhkan melalui
kegiatan belajar,. Dalam kegiatan belajar dan mengajar pertanyaan yang baik
bergantung pada : (1) cara seseorang atau guru bertanya pada para siswanya
mengenai hal pelajaran. (2) sikap seseorang guru dalam mengajukan pertanyaan
adalah sikap yang edukatif, dan (3) cara member giliran dalam menjawab
pertanyaan mengacu pada asas keadilan dan demokrasi.
Cara
seseorang mengajukan pertanyaan, hasil pengalaman menunjukkan bahwa scar
seseorang mengajukan pertanyaan itu banyak ragamanya. Caranya ialah ada yang
dengan (1) memberikan pengarahan ulang (redirecting), dan (2) ada yang dengan
membimbing untuk memberikan jawaban (probing). Pada pertanyaan bentuk
pengarahan ulang terdapat proses
pengalihan jawaban dari seseorang terhadap peserta didik lainnya. Maksudnya
untuk memperoleh jawaban yang tepat dari peserta didik. Secara diagramatik
rusyan (1993 : 69) menggambarkan bahwa guru mengajukan pertanyaan terhadap
seseorang atau peserta didik, dan kemudian mengalihkan pertanyaan itu terhadap
peserta didik lainnya untuk dikomentari dan diberi penjelasan seperlunya.
Pada
pertanyaa yang bersifat mendidik, maka bagi peserta didik untuk menemukan jawaban
ter, dan dapat upaya untuk memberikan pengarahan, namun tidak sambil mengulang
(clarification) , dan generalisasi (generalization). Pertanyaan berbentuk
isyarat menolong peserta didik agar jawabannya sampai kepada yang diharapkan
atau sekurang – kurangnya bisa sampai jawaban yang tidak terlampau menyimpang
dari yang sebenarnya. Pertanyaan berbentuk penjelasan dapat berguna untuk para
peserta didik dalam memberikan pendapatnya agar lebih jelas daripada yang
diungkapkannya, terutama mengenai pengertian – pengertian.
Pertanyaan – pertanyaan
bentuk tunggu ini, memerlukan waktu rata – rata 5 detik. Ia berpendapat jika
waktu ini secara konsekuen dilaksanakan, akibatnya dapat membina kreativitas
peserta didik dalam menemukan jawaban. Kalimat – kalimat yang digunakan lambat
laun akan menjadi sempurna, dan peserta didik yang lambatpun akan dapat
memberikan jawaban, sehingga anak yang cepat menangkap pertanyaan dan yang
lambat mendapat perhatian yang sama. Contoh tiga jenis pertanyaan probing
tersebut adalah sebagai berikut :
Pertanyaan probing dalam bentuk isyarat
Guru :
amin, berapa 25 x 25 ?
Amin : (lama
berpikir tidak menjawab). Tidak tahu
Guru : coba
pikirkan 20 x 25 ?
Amin :
(dengan mudah menjawab) 500.
Guru :
berapa 5 x 25 ?
Amin : 125
Guru :
sekarang, jadi berapa 25 x 25 ?
Amin : (ia
menghitungnya) 500 + 125 = 625
Pertanyaan probing dalam bentuk penjelasan
Guru :
tidak jauh dari sekolah kita akan didirikan pabrik obat. Setujukah kamu semua ?
Beberapa murid menjawab : tidak setuju
Guru : mengapa
tidak setuju, arif ?
Arif :
sebab air yang mengalir disungai kita akan mengandung racun
Guru : apa
yang dimaksud racun itu, arif ?
Dan seterusnya.
Pertanyaan
probing dalam bentuk generalisasi. Guru : ada tiga buah segitiga A, B dan C.
ukurlah berapa besar sudutnya, ukurlah besar masing – masing sudut segitiga
itu. Kemudian tariklah kesimpulan berapa besar jumlah sudut suatu segitiga.
Banyak hal yang kita lakukan dalam mengajukan pertanyaan agar pertanyaan itu
dapat dengan mudah dipahami, antara lain dengan diikuti oleh pemantapan yang
tinggi yang dapat merangsang peserta didik untuk berfikir.
Pemantapan
itu bisa dilakukan dalam bentuk (1) verbal, yaitu mengucapkan kata – kata yang
tidak monoton tetapi beralun disertai dengan tekanan yang menegaskan seperti
pada kalimat siapa yang menemukan listrik ?. (2) gestural, yaitu pengucapan
pertanyaan yang disertai dengan gerak mimic tertentu tanda emosional, (3)
parsial, yaitu bagian – bagian tertentu dalam pertanyaan seperti kapan
proklamasi Indonesia di ucapkan ?. siapa yang mengucapkannya?. Diman?. Dalam
menjawab pertanyaan itu guru memperlihatkan masa tunggu yang dirasakan oleh Dr
rowe itu. Sikap guru bertanya kepada seseorang berbeda sikap guru bertanya
kepada kelompok atau kelas. Menurut teori, sikap guru kepada kelas lebih
berhasil dalam menelaah jawaban yang diminta karena dorongan untuk menjawabnya
lebih besar jika dibandingkan dengan kepada perseorangan.
Para
peserta didik banyak terlibat dalam menentukan jawaban itu. Oleh karena itu
pertanyaan sebaiknya di arahkan kepada seluruh kelas walaupun pertanyaan itu
memerlukan pertanyaan dari perseorangan atau seorang peserta didik. Sikap lain
dalam mengajukan pertanyaan yang perlu dikembangkan ialah sebagai berikut : (1)
pertanyaan yang pernah diucapkan jangan
diulang. Pengulangan pertanyaan bisa membuat pertanyaan menjadi kabur,
apalagi jika kalimat yang pertama tidak
sama strukturnya dengan kalimat kedua. (2) isi pertanyaan hendaknya berkisar
pada pokok bahasan tertentu. Pertanyaan diluar bahasan akan mengaburkan jawaban
yang diminta, dan akibatnya akan membuat antipati dari pihak peserta didik, dan
(3) selalu menuntun peserta didik dalam menjawab pertanyaan kepada pokok
pelajaran. Tidak jarang peserta didik yang menjawab pertanyaan diluar pokok
pelajaran. Cara guru memberikan giliran : cara memberikan giliran dalam
memberikan menjawab pertanyaan dapat berpengaruh dalam menciptakan kadar
jawaban yang diharapkan. Kadar jawaban yang di harapkan : kadar jawaban akan
lebih tinggi jika pertanyaan dapat dijawab oleh banyak peserta didik.
Pertanyaan
yang hanya dijawab oleh peserta didik jangan diharapkan jawaban pertanyaan itu
lengkap dan memadai. Maksud pertanyaan pada hakikatnya tidak ingin ada jawaban
yang tepat. Tetapi juga agar pertanyaan itu dapat menciptakan proses belajar
yang baik. Untuk itu maka diperlukan cara memberikan jawaban dengan bergilir.
Cara memberikan giliran itu dapat dilakukan sebagai berikut : (1) dengan
pertanyaan yang di tujukan kepada seseorang dan gilirannya kepada orang lain,
(2) dengan pertanyaan yang diberikan kepada kelompok dan gilirannya kepada
kelompok lain, dan (3) dengan pertranyaan yang ditujukan kepada siapapun dan
diarahkan secar tersebar. Pertanyaan itu tidak ditujukan kepada peserta didik
atau kelompok tertentu tetapi kepada peserta didik yang bersedia menjawabnya.
Semua bersedia menjawabnya akan diberikan giliran secara teratur. Dan (4)
dengan pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas dan dijawab secara
spontan siapa saja yang menjawab mungkin hanya peserta didik atau seseorang wakil dan kelas yang
bersangkutan. Guru harus memberikan giliran yang lebih adil untuk menjawab
pertanyaan yang di ajukan melalui wakil kelompok itu.
3.
Metode diskusi
Diskusi
ialah percakapan ilmiah yang responsive berisikan pertukaran pendapat yang
dijalin dengan pertanyaan – pertanyaan probelmatis pemunculan ide – ide dan
pengujian ide – ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
masalahnya dan untuk mencari kebenaran. Dalam diskusi selalu adan suatu pokok
yang dibicarakan. Dalam percakapan itu diharapkan para pembicara tidak
menyimpang dari pokok pembicaraan. Mereka harus selalu senantiasa kembali
kepada pokok masalahnya. Pada hakikatnya diskusi berbeda dengan percakapan,
situasi lebih santai kadang diselingi dengan humor. Dalam diskusi, semua
anggota turut berpikir dan diperlukan disiplin yang ketat.
Manfaat
diskusi antara lain adalah sebagai berikut : (1) peserta didik memperoleh
kesempatan untuk berpikir, (2) peserta didik mendapat pelatihan menegeeluarkan
pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas. (3) peserta didikk belajar
bersikap toleran terhadap teman – temannya (4) diskusi dapat menumbuhkan
partisipasi aktif dikalangan peserta didik (5) diskusi dapat mengembangkan
sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain, dan (6) dengan diskusi,
pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat. Diskusi selalu dipakai
dalam pergaulan sehari – hari, dan karenanya merupakan sebagian dari kehidupan
sehari – hari.
Disamping
manfaat menggunakan metode diskusi, tentu terdapat kelemahana – kelemahannya.
Adapun kelemahan – kelemahannya itu antara lain adalah sebagai berikut (1)
diskusi terlampau menyerap waktu kadang – kadang diskusi larut dengan
keasikannya dan dapat mengganggu pelajarn lain (2) pada umumnya peserta didik
tidak berlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan
baik. Maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi, dan (3) kadang –
kadang guru tidak memahami cara – cara melaksanakan diskusi. Maka
kecenderungannya diskusi menjadi Tanya jawab. Kelemahan ini menunjukkan bersumber
dari guru yang kurang menguasai penggunaan dan manfaat metode diskusi dalam
membahas materi pelajaran. Kelemahan juga datang dari peserta didik yaitu
kurang mampu melaksanakan diskusi dengan baik. Karena terjebak dengan Tanya
jawab atau debat kusir, sehingga makna diskusi sebagai suatu teknik untuk
memahami materi pelajaran tidak terpenuhi dengan baik.
Usaha
apa yang dapat dilakukan oleh guru supaya diskusi bisa berhasil dengan baik ?
antara lain adalah : (1) masalahnya harus controversial, artinya mengandung
pertanyaan dari peserta didik. Masalah itu menarik perhatian mereka karena
berkaitan erat dengan pengalaman mereka. (2) guru harus menempatkan dirinya
sebagai pemimpin diskusi. Ia harus membagi – bagi pertanyaan dan member
petunjuk tentang jalannya diskusi. Guru juga berperan sebagai penangkis
terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik peserta didik, dan (3) guru
hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Beberapa
jenis diskusi yang lazim dilakukan yaitu : (1) diskusi panel. Diskusi ini hanya
dilakukan oleh beberapa orang yang terpilih sebagai wakil orang banyak. Mereka
adalah pakar dibidangnya masing – masing dan memiliki wawasan yang berbeda.
Diskusi terjadi diantara diskusi panel. Jika diskusi melibatkan peserta didik
lainnya, maka diskusi itu disebut forum; (2)
TERIMA KASIH SUDAH MAU BERKUNJUNG !!