1. Perlawanan Rakyat Mataram
Pada
tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan serangan besar-besaran terhadap VOC di
Batavia. Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia
dari darat dan laut. Tahun 1628 perlawanan mengalami kegagalan karena
kurangnya persediaan makanan, 1629 berhasil menghancurkan benteng
Hollandia
2. Perlawanan Rakyat Makasar
Di
Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah
pimpinan Sultan Hassanuddin. Namun Sultan Hassanudin dapat dikalahkan VOC
dengan politik adu dombanya antara Sultan Hassanudin dengan Aru
Palaka Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur dipimpin oleh Untung
Suropati.
3. Perlawanan Rakyat Banten
Sultan
Ageng Tirtayasa mengobarkan perlawanan di daerah Banten. Namun mengalami
kegagalan karena VOC menerapkan politik adu domba (devide et impera) antara
Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya Sultan Haji. Sultan Haji yang dibantu
VOC mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa
4. Perlawanan Rakyat Maluku
Tahun
1816 VOC datang dan menguasai Maluku. Dipimpin oleh Thomas Matulessi (Kapten
Pattimura), rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Pattimura
dibantu oleh Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan
seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Pada tanggal 16 Desember
1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.
5. Perang Padri (1821-1837)
Perang
Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama
(kaumPadri). Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama
Islam. Gerakan Padri itu ditentang oleh kaum adat. Kaum adat minta bantuan
kepada Belanda dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau. Pasukan Padri dipimpin
oleh Datuk Bandaro. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam
Bonjol. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan
pasukan Belanda. Pada tahun 1825 terjadi gencatan senjata. Belanda
mengakui beberapa wilayah sebagai daerah kaum Padri. Tahun 1830 kaum adat
mulai banyak membantu kaum Padri karena tidak menyukai kesewenangan
Belanda. Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat di daerah Agam, Belanda
mengepung pasukan Bonjol. Namun pasukan Padri dapat bertahan sampai dengan
tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat
diterobos. Beliau tertangkap dan diasingkan di Cianjur kemudian
dipindahkan ke Minahasa hingga wafat
6. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang
Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan
Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak
ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk
membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Dipimpin Pangeran
Diponegoro, rakyat Tegalrejo menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli
1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat,
Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah
Prawiradirja sebagai panglima perang. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan
Perang Sabil. Antara tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak
pasukan Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari
Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng
stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan
Diponegoro. Dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di
Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau diasingkan dan
meninggal di Makassar.
7. Perang Banjarmasin
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang masuk wilayah Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran Antasari gugur
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang masuk wilayah Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya Pangeran Antasari gugur
8. Perang Bali (1846-1868)
Penyebab
Perang Bali adalah pihak Belanda menolak hak Tawan Karang yang diterapkan
Kerajaan Buleleng. Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada
tahun 1846, 1848, dan 1849. Setelah Buleleng dapat ditaklukkan, rakyat
Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai titik darah terakhir. Di
antaranya : (1) Perang Puputan Badung (1906),(2) Perang Puputan
Kusumba (1908), (3) Perang Puputan Klungkung (1908). Salah satu
pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu oleh
Gusti Ketut Jelantik.
9. Perang Rakyat tapanuli
Tahun
1873 Belanda memasuki wilayah Tapanuli dengan alas an memadamkan aktivitas
pejuang Padri dan Aceh. Tahun 1878, Belanda menyerang Tapanuli. Perang
Tapanuli diawali dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jendral Van Daelen
di pedalaman Aceh Tahun 1903-1904. Pada tahun 1904 Belanda kembali
menyerangtanah Gayo. Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau
Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan
Sisingamangaraja XII di Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan
itu. Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.
10. Perang Aceh
Tahun 1873
Belanda melakukan serangan ke Aceh. Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di
bawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro,
Teuku Ibrahim, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Tahun 1879 Belanda dapat
menguasai Aceh. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem
kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya, Hurgronje
menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para
ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang
baru. Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk mengejar dan
menumpas gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose Belanda berhasil
mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899, Teuku Umar gugur
dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke
hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilumpuhkan
Penjajahan Jepang
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura, dan Indonesia.
Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang bergabung dengan Jerman dan Italia melawan Sekutu. Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour (Hawai). Terjadilah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dalam waktu singkat, pasukan Jepang menyerbu dan menduduki Filipina, Myanmar, Malaya, Singapura, dan Indonesia.
Ada beberapa alasan Jepang menduduki Indonesia, antara lain sebagai berikut.
- Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara.
- Wilayah Indonesia menghasilkan banyak produksi pertanian yang dibutuhkan tentara Jepang dalam peperangan.
- Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar yang diperlukan untuk membantu perang Jepang.
Pada
Januari 1942 Jepang memasuki wilayah Indonesia. Tanggal 1 Maret 1942
pasukan Jepang berhasil mendarat di tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa,
yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa
Timur). Tanggal 5 Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai
Batavia. Tanggal 8 Maret 1942 Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda
Letjen Ter Poorten atas nama Angkatan Perang Sekutu menyerah tanpa syarat
kepada Angkatan Perang Jepang yang dipimpin Letjen Hithoshi Imamura.
Upacara
serah terima ditandatangani di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Setelah
menduduki Indonesia, Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Ada tiga
hal yang dilakukan Jepang, yaitu:
- mengijinkan mengibarkan bendera Merah Putih;
- mengijinkan rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya;
- larangan menggunakan bahasa Belanda dalam pergaulan sehari-hari.
- Bahasa pergaulan sehari-hari diganti dengan bahasa Indonesia.
Untuk
memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda tiga A. Propaganda yang
dilancarkan Jepang itu berisi: Jepang pemimpin Asia, Jepang pelindung
Asia, Jepang cahaya Asia.
Penderitaan rakyat pada masa pendudukan Jepang
Penderitaan
rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang antara lain sebagai berikut:
1.
Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk
persediaan
makanan pasukan Jepang.
makanan pasukan Jepang.
2.
Pemerintah Jepang sangat ketat melakukan pengawasan terhadap pemberitaan.
Media
masa disegel.
masa disegel.
3.
Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia untuk diperas tenaganya bagi
keperluan
Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut romusha.
Selain romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang,
seperti:
(1) Seinendan (barisan pemuda),
(2) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
(3) Fujinkai (Barisan Wanita)
(4) Suishintai (Barisan Pelopor)
(5) Jibakutai (Barisan Berani Mati),
(6) Gakutotai (Barisan Pelajar),
(7) Peta (Pembela Tanah Air)
Banyak wanita Indonesia yang terpaksa melayani nafsu bejat pasukan Jepang. Tanggal 16 April 1943 Jepang mendirikan Pusat tenaga Rakyat (PUTERA) sebagai ganti Gerakan 3A yang dibubarkan pada November 1942. Jepang mengangkat tokoh-tokoh bangsa Indonesia sebagai pimpinan PUTERA, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mas Mansyur yang dikenal dengan sebutan 4 serangkai. Tanggal 3 Oktober 1943 dibentuklah tentara Pembela Tanah Air (PETA). Anggota Peta berasal dari putra-putri Indonesian yang mendapat pelatihan militer dari Jepang. Tujuan pembentukan Peta adalah mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan sekutu. Tanggal April 1943 dibentuk Heiho yang dibentuk dari pemuuda-pemudi Indonesia untuk membantu Jepang menghadapi serangan tentara Sekutu
Perlawanan menentang Penjajahan Jepang
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan
rakyat Aceh juga terjadi di
Mereudu pada tahun 1944.
Mereudu pada tahun 1944.
2.Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil
buminya. Petani
marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
marah. Terjadilah perlawanan terhadap pasukan Jepang.
3.Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang.
Terjadilah
peperangan terhadap pasukan Jepang yang dipimpin oleh H. Madriyas.
peperangan terhadap pasukan Jepang yang dipimpin oleh H. Madriyas.
4.Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para
pemimpin
sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943.
Mereka ditangkap dan dibunuh.
sepakat untuk menyerang Jepang. Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943.
Mereka ditangkap dan dibunuh.
5. Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni 1945.
Perlawanan ini dipimpin
oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi
hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
oleh Kusaeri, komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi
hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
6.Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau
menolak seikeirei
(membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha.
Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
(membungkukkan badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha.
Beliau memandang hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.
7. Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak di bawah pimpinan Shodanco F.X.
Supriyadi. Namun
Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh
tentara Jepang
Jepang dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh
tentara Jepang